Menyanyikan Lagu Secara Solo /
Tunggal (Materi Pelajaran Seni Budaya - SMP Kelas IX)
A. Jenis Penampilan Vokal Solo /
Tunggal.
Bernyanyi
merupakan aktivitas yang menyenangkan bagi siapa saja yang sedang bahagia,
sedih ataupun dalam keadaan yang tidak menentu, karena dengan bernyanyi, hati
menjadi terwakilkan lewat alunan music dan lirik lagu yang indah. Ada beberapa
jenis penampilan bernyanyi yang sering kita lihat di Televisi ataupun secara
langsung di sebuah panggung.ada yang bernaynyi sendiri dengan di iringi music
dari CD, ada juga yang tampil dengan band lengkap. Lalu ada juga yang bernyanyi
bersama – sama lebih dari dua orang. Semua penampilan tersebut tentunya
memiliki keunikan dan sisi menarik yang berbeda,karena memang dari segi
persiapan dan sarana pun akan memiliki detail yang berbeda di setiap jenis
penampilan. Jenis penampilan vocal solo / tunggal seringkali dinilai penampilan
yang paling sederhana dan tidak banyak membutuhkan banyak sarana dan prasarana.
Padahal sebenarnya sama saja. Setiap penampilan vocal solo justru memiliki
beban yang lebih berat karena seluruh keberhasilan penampilannya sangat
tergantung kepada sang vokalis atau penyanyi itu sendiri.
B.
MMateri Vokal.
Nyanyikanlah
sebuah lagu pilihan bersama.lakukan pengamatan terhadap dua orang tersebut.
Dengarkanlah apa saja perbedaan yang dapat kamu dengar. Dari uraian yang telah
di buat akan ada perbedaan mendasar terhadap materi vocal yang dimiliki oleh
dua orang yang berbeda, yaitu :
1.
Warna
Suara / Timbre.
Bunyi atau suara satu siswa berbeda
dengan siswa yang lainnya. Hal ini dikarenakan getaran – getaran yang
dihasilkan bentuk masing – masing pita suaranya berbeda. Perbedaan ukuran pita
suara merupakan pemberian dari Tuhan yang akan menghasilkan frekuensi suara
masing – masing juga. Dari perbedaan inilah dihasilkan warna suara yang
berbeda. Warna suara ini jika dilatih dengan teknik vocal yang benar akan
menghasilkan karakter vocal yang kuat.
2.
Wilayah
Nada.
Kemampuan sesorang dalam mencapai
ketinggian dan rendahnya nada menyebabkan seseorang memiliki wilayah nada
tertentu.setiap orang memiliki wilayah nada yang berbeda – beda sesuai dengan
ketebalan pita suara yang dimiliki, juga upaya seseorang itu dalam mengolah
teknik vokalnya. Dengan kata lain, wilayah nada seseorang bisa bertambah dan
berkurang sesuai dengan intensitasnya dalam berlatih olah vocal. Berikut ini pengelompokkan wilayah nada
sesuai ambitusnya, diantaranya :
a.
Suara
anak – anak.
Wilayah nada suara laki – laki dan
perempuan pada usia anak – anak mempunyai ketinggian yang sama. Perbedaan akan
terjadi ketika anak laki – laki beranjak dewasa.ada perubahan wilayah nada
berdasarkan perubahan fisik yang mereka alami, misalnya tumbuhnya jakun di
leher laki – laki. Batas wilayah nada yang dimiliki anak – anak adalah sebagai
berikut :
1. Suara
anak – anak tinggi, wilayah nadanya c’ – f’
2. Suara
anak – anak rendah, wilayah nadanya a – d”
b.
Suara
wanita :
1. Sopran
: Suara tinggi wanita, wilayah nadanya c’ – a”
2. Mezzo
Sopran : Suara sedang wanita, wilayah nadanya
a – f”
3. Alto
: Suara rendah wanita, wilayah nadanya f – d”
c.
Suara
Pria :
1. Tenor
: Suara tinggi pria, wilayah nadanya c – a”
2. Bariton
: Suara sedang pria, wilayah nadanya a – f’
3. Bass
: Suara rendah pria, wilayah nadanya f – d’
Pengetahuan tentang wilayah nada ini
benar – benar harus diketahui oleh siswa yang akan bernyanyi. Jangan sampai
siswa memaksakan menyanyikan lagu dengan nada dasar yang diluar jangkauan
wilayah nadayang dimilikinya. Jika dipaksakan, maka suara akan terdengar
sumbang bahkan bisa merusak pita suara.
Untuk mengecek wilayah nada ini, siswa
dapat menggunakan alat music piano atau keyboard. Penyanyi harus mempelajari
dan mengasah teknik vocal atau teknik bernyanyi yang baik, agar dapat
membawakan lagu dengan baik dan benar.
C.
TTeknik Vokal.
Bernyanyi
merupakan kegiatan yang menyenangkan baik bagi pendengarnya maupun bagi
penyanyinya sendiri.
Berikut
ini tahapan teknik vocal yang baik yang juga harus dipahami dan dipraktikkan
oleh siswa sebelum mulai bernyanyi solo / tunggal :
1.
Sikap
bernyanyi.
Bernyanyi yang baik harus diawali dengan
sikap bernyanyi yang baik pula,karena sikap berdiri yang baik ini dapat
memaksimalkan tenaga untuk bernyanyi. Berikut ini cara berdiri yang baik pada
saat bernyanyi :
a. Badan
tegak dan rileks. Kaki dibuka sedikit.
b. Berat
badan bertumpu di kedua kaki dengan seimbang.
c. Dada
dibusungkan tapi tetap rileks.
d. Pandangan
lurus ke depan.
e. Posisi
tangan rileks di samping kiri kanan
2.
Pernapasan
Diafragma.
Pernapasan yang dianjurkan digunakan
pada saat bernyanyi yaitu pernapasan diafragma. Di dalam diafragma ini,
terdapat otot yang jika terus dilatih dengan olah napas, akan menjadi lebih
kuat sehingga dapat memperpanjang durasi keluarnya napas kita pada saat
bernyanyi. Otot diafragma ini juga dapat menjadi sumber tenaga yang besar untuk
mencapai nada tinggi dan menambah tenaga, pada saat bernyanyi. Jika pada saat
bernyanyi oleh pernapasan dan sumber tenaga bermuara di diafragma, maka suara
juga akan lebih bulat dan bening. Selain itu, tenggorokan kita tidak akan
terasa sakit dan mudah lelah. Berikut
ini tahapan berlatih olah pernapasan diafragma, yaitu :
a. Ambil
napas melalui hidung atau mulut. Bayangkan seperti mencium bau parfum dengan
lembut. Lalu udara langsung masuk ke ruang diafragma dan seketika otot
diafragma akan menddesak ke bagian depan dan seluruh udara menyebar di
Diafragma sampai ke samping dan bagian belakangnya.
b. Tahap
napas tersebut kira – kira 5 detik. Rasakan benar otot diafragma makin kencang.
c. Lalu,
keluarkan napas tersebutdengan lembut. Mengeluarkan suara desis halus dan rata
sambil dihitung berapa detik siswa dapat menghabiskan napas dengan desis
tersebut. Suara desis ini bisa diganti dengan suara menyerupai lebah, misalnya
zzz … atau tiupan fffff … yang penting keluarnya udara rata dan stabil.
d. Ulangi
beberapa kali latihan di atas sambil berupaya agar banyaknya hitungan desis
yang dikeluarkan semakin banyak setiapkali berlatiih. Semakin bertambah
durasinya, berarti kekuatan otot diafragma siswa pun bertambah kuat.
Setelah terbiasa melakukan olah
pernapasan seperti diatas, mulailah untuk memproduksi suara pada saat
bernyanyi dengan sumber tenaga dari
kekuatan otot diafragma.
3.
Resonansi.
Dalam bernyanyi, seseorang harus dapat
menggemakan suara dengan cara menempatkan sumber suara agar suara lebih keras
pada saat dikeluarkan dan sampai kepada pendengar.proses menggemakan suara ini
disebut dengan resonansi.
Ada
3 jenis resonansi atau tempat memantulkan sumber bunyi sesuai fungsinya, yaitu
:
1.
Resonansi
Dada.
Memantulkan sumber bunyi pada bagian
dada akan menghasilkan suara rendah. Jika akan memproduksi suara yang rendah,
hendaklah menggunakan resonansi dada agar nada rendah dapat dicapai dengan
tepat dan halus.
2.
Resonansi
Hidung.
Memantulkan sumber bunyi pada bagian
wajah seputar hidung yaitu meliputi tulang rahang mulut sampai ke pipi, akan
menghasilkan suara sedang yang tepat dan halus. Selain itu juga, kerja
tenggorokan tidak terlalu berat dan tidak mudah lelah. Suara yang dihasilkan
pun akan terdengar lebih bening dan bersih.
3.
Resonansi
Kepala.
Memantulkan sumber bunyi pada bagian
kepala akan menghasilkan suara tinggi dan halus. Untuk dapat menghasilakan nada
– nada tinggi yang tepat dan halus, resonansi kepala ini harus juga di support
dengan kerja otot diafragma yang maksimal juga. Jangan sekali – kali memaksakan
memproduksi suara tinggi di tenggorokan, karena sudah pasti nadanya tidak akan
sampai dengan tepat. Suara tidak akan bening dan akan terasa sakit
ditenggorokan dan jika hal ini sering dilakukan, maka akan merusak kualitas
pita suara.
Setelah mengetahui jenis resonansi,
hendaknya siswa membiasakan bernyanyi dengan menggunakan resonansi yang tepat
sesuai kebutuhan nada yang ingin dicapai.
4.
Artikulasi
dan Gerak Mulut.
Bernyanyi yang baik tidak bisa terlepas
dari pengucapan kata – kata yang ada pada liriklagu dengan jelas.
5.
Phrasering
/ Pengkalimatan.
Phrasering atau pengkalimatan merupakan
teknik vocal yang mengatur tentang pengelompokkan kalimat dimana vokalis dapat
mengambil napas pada setiap jeda antar kalimat. Pengkalimatan ini hendaknya
dilakukan sebelum memulai bernyanyi. Beri tanda pada jeda antar kalimat
sehingga ketika bernyanyi, siswa akan tepat mengambil napas sesuai makna lagu.
D.
P Penampilan.
Coba
perhatikan tayangan konser seorang penyanyi di TV atau secara langsung di
sebuah panggung yang besar. Lihatlah bagaimana penampilan mereka. Dapat
dipastikan seorang penyanyi yang professional akan mempersiapkan penampilan
mereka mulai dari baju atau kostum yang digunakan. Gaya rambut, sepatu,
aksesoris dan riasan wajah yang akan disesuaikan dengan tema acara, tema lagu
dan tempat yang menjadi tempat tampil untuk bernyanyi. Hal ini dilakukan agar
pertunjukkan menyanyi mereka akan lebih indah dilihat dan berkesan.
E.
Latihan Improvisasi Lagu Secara
Solo / Tunggal.
Improvisasi
adalah melakukan sesuatu tanpa persiapan. Dalam bernyanyi merupakan
pengembangan ornamentasi pada sebuah lagu dengan tujuan agar lagu terdengar
tidak membosankan dan lebih menarik. Improvisasi ini tidak dilakukan pada semua
bagian lagu,hanya pada bagian – bagian tertentu saja agar bentuk lagu yang
aslinya tetap jelas. Karena sifatnya untuk memperindah lagu. Bayangkan saja
improvisasi ini seperti renda yang dipasangkan hanya di sudut – sudut taplak
meja, maka taplak tersebut akan terlihat lebih manis dan indah. Jika renda
tersebut dipasangkan sampai menutupi semua bagian taplak tentu taplak tersebut
akan terlihat tidak indah dan terlalu berlebihan. Variasi lagu dapat dilakukan dengan
mengubah tiga unsur lagu sebagai berikut :
1.
Ritmis.
Perubahan dalam irama lagu, misalnya
lagu yang diciptakan dengan irama pop divariasikan dengan cara dibawakan dengan
iringan irama jazz atau dangdut.
2.
Melodis.
Biasanya berupa penambahan nada dengan
jarak nada yang berdekatan.
3.
Dinamika.
Perubahan bunyi keras dan lembut pada bagian lagu
sesuai dengan kesan yang akan disampaikan.