Minggu, 22 Agustus 2021

MENYANYI DENGAN SATU SUARA. MATERI KELAS 7

 MENYANYI DENGAN SATU SUARA

MATERI KELAS 7 SEMESTER 1


Materi SBK kelas 7 ini berkaitan dengan menyanyi dengan suara satu. Menyanyi merupakan aktivitas yang dapat dilakukan oleh siapa saja dan kapan saja. Menyanyi jenis ini sering disebut dengan menyanyi perseorangan. Menyanyi secara unisono tidak dapat dilakukan seorang diri, tetapi dilakukan oleh sekumpulan orang dengan satu suara. Saat menyanyi unisono dibutuhkan kerja sama dan saling peduli sehingga suara yang ditimbulkan menjadi harmoni.

MATERI SBK KELAS 7 " MENYANYI DENGAN SATU SUARA"


A. Bernyanyi Secara Unisono

Warisan budaya Indonesia beraneka ragam. Lagu-lagu daerah merupakan kekayaan dan warisan budaya Indonesia. Warisan budaya Indonesia dikelompokkan menjadi warisan alam, cagar alam atau situs, dan karya tidak benda. Warisan budaya yang telah diakui dunia (UNESCO) antara lain Taman Nasional Ujung Kulon di Banten, Taman Nasional Komodo di Nusa Tenggara Timur, Taman Nasional Leuser di Aceh, Candi Borobudur dan Prambanan, Situs manusia purba di Sangiran, wayang kulit, keris, batik, angklung, subak di Bali, noken dari Papua, dan tari Saman dari Aceh.

Bernyanyi unisono adalah bernyanyi satu suara seperti menyanyikan melodi suatu lagu. Partitur lagu bernyanyi unisono hanya melodi pokoknya saja. Lagu daerah yang merupakan warisan budaya dapat dinyanyikan secara unisono. Mari kita praktikkan lagu daerah berikut secara unisono.

Do= G
1) Anging Mamiri

2) Bolelebo


3) Bungong Jeumpa

B. Teknik Vokal dan Organ Suara Manusia

1. Teknik Vokal

Pada acara pencarian bakat di televisi istilah-istilah dalam teknik vokal sering kita dengar dari komentar dewan juri. Istilah-istilah itu antara lain: kejelasan ucapan, kebenaran pemenggalan ucapan pada kalimat lagu (frasering), sikap dalam bernyanyi, dan kemampuan menyanyikan nada tinggi dan rendah.  Berikut ini arti istilah tersebut.

a. Artikulasi adalah cara peng ucapan kata demi kata yang baik dan jelas.
b. Phrasering adalah aturan pemenggalan kalimat yang baik dan benar sehingga mudah di mengerti dan sesuai dengan kaidah-kaidah yang berlaku.
c. Intonasi adalah tinggi rendahnya suatu nada yang harus dijangkau dengan tepat.

2. Teknik Pernapasan

Pernapasan dalam teknik vokal dikelompokkan menjadi tiga sebagai berikut. 
a. Pernapasan Dada
Dilakukan dengan cara mengisi  udara dalam paru-paru bagian atas. Pernapasan ini sangat pendek dan tidak cocok digunakan dalam vokal. Dalam pernapasan dada, bagian tubuh yang mengembang adalah dada. jenis pernapasan ini biasa dipakai untuk menghasilkan nada-nada rendah.

Namun, kelemahannya sang penyanyi akan mudah kehabisan napas sehingga kurang baik dipakai ketika bernyanyi.

b. Pernapasan Perut

Dilakukan dengan cara membuat perut berongga besar sehingga udara luar dapat masuk. Pernapasan ini kurang efektif untuk vokal karena udara dengan cepat dapat keluar sehingga paru-paru menjadi lemah dan cepat letih. Dalam pernapasan perut, bagian tubuh yang mengembang adalah perut. Jenis pernapasan ini dapat menghasilkan suara sangat keras. Namun, perna asan perut tidak begitu baik digunakan dalam bernyanyi.


c. Pernapasan Diafragma

Saat diafragma menegang  atau lurus  rongga dada dan rongga perut menjadi longgar dan volume menjadi bertambah. Volume yang bertambah ini mengakibatkan tekanan berkurang sehingga udara dari luar dapat masuk ke paru-paru dan napas yang dikeluarkan dapat diatur secara sadar oleh diafragma dan otot-otot bagian samping kiri. 

Pernapasan ini paling cocok untuk bernyanyi  karena dapat mengambil napas sebanyak-banyaknya dan mengeluarkan secara perlahan-lahan dan teratur. Dalam pernapasan diafragma udara ditarik sedalam mungkin dan disimpan dalam diafragma. Kemudian, udara dikeluarkan secara perlahan sewaktu bernyanyi. Pernapasan ini memungkinkan kita menghasilkan suara murni dengan  napas yang panjang.

C. Berlatih Vokal


Latihan vokal dapat dilakukan sambil menyanyi, yaitu dengan melakukan eksplorasi lagu model (lagu yang sudah dikenal dan digunakan untuk mengenal konsep elemen musik). Lagu model tersebut dinyanyikan dengan cara  nada dasar secara berturut-turut naik dan turun.

Selasa, 03 Agustus 2021

Seni Patung. Materi Kelas 9

 

Seni Patung (Materi Pelajaran Seni Budaya - SMP Kelas IX (9)

A.    Pengertian dan Fungsi Patung.
Patung diartikan juga sebagai Plastic Art atau Seni Plastik karena patung identic dengan sebuah cipta karya manusia yang meniru bentuk dan memiliki keindahan (estetik). Tidak terbatas pada bentuk manusia, tetapi lebih luas lagi yang meniru bentuk apa pun dapat disebut seni patung. Patung bersifat 3 dimensi atau benda yang bervolume, artinya bias dilihat dari berbagai arah.
Beberapa pendapat tentang Seni Patung, diantaranya :
1.      Mike Susanto (2011 : 296).
Seni patung adalah sebuah tipe karya tiga dimensi yang bentuknya dibuat dengan metode subtraktif (mengurangi bahan seperti memotong, menatah) atau aditif (membuat model lebih dulu seperti mengecor dan mencetak).
2.      Soenarso dan Soeroto (1996 : 6)
Seni patung adalah semua karya dalam bentuk meruang.
3.      Menurut Kamus Besar Indonesia
Patung adalah benda tiruan, bentuk manusia dan hewan yang cara pembuatannya dengan dipahat.
4.      B.S. Myers (1958 : 131 – 132)
Seni patung adalah karya tiga dimensi yang tidak terikat pada latar belakang apa pun atau bidang mana pun  pada suatu bangunan.
Hampir sama dengan seni lukis, seni patung juga sudah dikenal di Indonesia sejak zaman prasejarah. Hampir setiap daerah di Indonesia memiliki tradisi pembuatan karya seni patung seperti suku asmat di papua, terkenal dengan patung primitive. Pada masa kerajaan Hindu- Budha di Jawa dan Bali, banyak sekali di temukan hasil karya seni patung terutama di candi Hindu dan Buddha yang bercorak tradisional. Pada masyarakat tradisional, pembuatan karya patung seringkali dihubungkan dengan kegiatan religi seperti pemujaan kepada dewa atau arwah nenek moyang. Pada karya - karya seni patung modern, pembuatan karya seni patung merupakan ekspresi individu penciptanya karena lebih bebas dan bervariasi.

Secara umum berdasarkan pembuatannya, seni patung ada 3 macam, yaitu :
1.      Patung sebagai Fungsi Personal.
Karya seni patung diciptakan semata - mata untuk  kepentingan personal (pribadi), sebagai ekspresi perasaan, dan ungkapan pribadi termasuk tujuan religi (sarana beribadah). Patung pada zaman dahulu dibuat untuk kepentingan keagamaan, pada zaman Hindu dan Buddha, patung dibuat untuk menghormati Dewa atau untuk mengenang orang - orang yang di agungkan, misalnya raja atau pimpinan mereka. Patung juga dianggap memiliki sejarah tinggi atau bahkan yang menggambarkan sebagai dewa dan symbol orang - orang yang diteladani, serta dijadikan sarana sebagai mendekatkan diri kepada tuhan, sehingga patung dijadikan sebagai media pemujaan.
2.      Patung sebagai Fungsi Sosial.
Patung diciptakan untuk memperingati suatu peristiwa yang bersejarah atau mengenang jasa seorang pahlawan besar dalam sebuah bangsa atau kelompok. Dalam catatan sejarah, misalnya patung untuk monument.
3.      Patung sebagai Fungsi Fisik.
Patung bernilai estetika, artinya menciptakan dan membuat patung semata - mata untuk dinikmati keindahannya. Patung - patung yang dibuat sengaja untuk menghiasi sebuah taman, sebagai dekorasi di sebuah gedung, dan juga berfungsi memperindah sebuah kontruksi bangunan.
B.     Bentuk dan Jenis Patung.
Dilihat dari perwujudannya, ragam seni patung modern dapat dibedakan menjadi 2, yaitu :
a.      Bentuk Imitatif (Realisme / Representatif).
Corak ini merupakan tiruan  dari bentuk alam (manusia, hewan, dan tumbuhan). Perwujudannya berdasarkan fisio plastis atau bentuk fisik baik anatomi proporsi, harmoni dan kesatuan unity bentuk. Patung corak realis tampak pada karya Hendro, Trubus, Saptoto, dan Edy Sunarso.
b.      Bentuk Non Figuratif (Abstrak).
Patung ini secara umum sudah meninggalkan bentuk - bentuk alam untuk perwujudannya, bersifat abstrak. Patung yang tidak menampilkan bentuk yang umum dikenal seperti bentuk - bentuk yang ada di alam. Ia mengolah elemen - elemen rupa tri - matra seperti ;garis, bidang, ruang, dan memperlakukan unsur - unsur rupa tersebut sebagaimana adanya dan tidak menggambarkan bentuk - bentuk alam.
C.    Bahan dan Alat Dalam Berkarya Seni Patung.
1.      Bahan.
Bahan seni patung dapat dibedakan menjadi Empat, yaitu :
a.      Bahan Lunak. 
Bahan lunak adalah material yang empuk dan mudah dibentuk misalnya: tanah liat, lilin, sabun, plastisin, dan bahan yang mudah dibentuk lainnya. Kelebihan dan kekurangan bahan lunak seperti sabun, mudah di bentuk, tetapi ukurannya kecil, sehingga ada keterbatasan dalam berkarya yang lebih besar.
b.      Bahan Sedang
Artinya, bahan itu tidak lunak dan tidak keras. Contohnya kayu, waru, kayu sengon, kayu randu, dan kayu mahoni.
c.       Bahan Keras.
Bahan keras dapat berupa kayu atau batu- batuan. Contohnya kayu jati, kayu sonokeling, dan kayu ulin. Bahan keras antara lain batu padas, batu granit, batu andesit, dan batu pualam (marmer).
d.      Bahan Cor / Cetak.
Bahan yang dipakai untuk peroses ini antara lain semen, pasir, gips, logam, timah, perak, emas, dan juga beberapa bahan kimia seperti fiber atau resin.
e.       Bahan – bahan lain yang ada di sekitar atau benda bekas lainnya, misalnya kertas.
2.      Alat.
Peralatan yang digunakan untuk membuat patung tergantung kepada bahan dan teknik yang digunakan :
a.      Butsir.
Adalah alat bantu untuk membuat patung terbuat dari kayu dan kawat.
b.      Meja Putar.
Adalah meja bulat yang bisa berfutar, fungsinya untuk memudahkan dalam mengontrol bentuk dari berbagai arah.
c.       Pahat.
Adalah alat untuk memahat, mengurangi, atau membentuk bahan batu dan kayu, atau bahan keras lainnya.
d.      Sendok Adukan.
Berfungsi untuk mengambil adonan dan menempelkannya pada kerangka patung.
e.       Alat Las karbit / listrik.
D.    Teknik Berkarya Seni Patung.
Dalam berkarya seni, proses pembuatannya disebut teknik. Dalam berkarya seni patung, ada beberapa teknik, antara lain :
1.      Teknik Pahat.
Yaitu mengurangi bahan menggunakan alat pahat. Misalnya, membuat patung dan relief dengan bahan dasar kayu dan batu. Alat yang digunakan adalah pahat dan palu.
2.      Teknik Butsir.
Yaitu membentuk benda dengan mengurangi dan menambah bahan. Misalnya, membuat keramik dengan bahan dasar tanah liat. Alat yang digunakan adalah sudip.
3.      Teknik Cor.
Yaitu membuat karya seni dengan membuat alat cetakan. Kemudian dituangkan adonan berupa semen, gips, dan sebagainya sehingga menghasilkan bentuk yang diinginkan. Alat yang digunakan adalah cetakan.
4.      Teknik Cetak.
Yaitu membuat karya seni dengan cara membuat cetakan terlebih dahulu. Misalnya, membuat karya patung kerajinan dengan bahan dasar tanah liat dan semen.
5.      Teknik Assembling (Merakit).
Yaitu membuat sebuah komposisi / sambungan dari material seperti besi, logam, tembaga, atau berbagai macam material seperti benda /found objek, kertas, kayu, dan tekstil. Bisa dengan cara las listrik, menyambung dengan lem untuk membuat karya untuk mendapatkan bentuk tertentu. Misalnya, berkarya seni patung kontemporer dengan bahan dasar logam atau besi.

Sumber: http://www.erwinedwar.com/2019/10/seni-patung-materi-pelajaran-seni.html?m=1

MATERI KELAS 7. PENGOLAHAN RUANG, WAKTU, DAN TENAGA SESUAI IRINGAN

 PENGOLAHAN RUANG, WAKTU, DAN TENAGA SESUAI IRINGAN Bentuk penyajian tari dapat berupa tari tunggal, tari berpasangan, dan tari berkelompok....