Minggu, 25 Oktober 2020

Materi Kelas 8: Iringan Tari Tradisional

 

Iringan Tari Tradisional  

A.    Jenis Musik Iringan.
Keragaman iringan tari pada dasarnya hanya dibedakan atas dua bentuk iringan yaitu pentatonic dan diatonic.
1.      Pentatonis.
Pentatonic  merupakan iringan yang bersumber pada alat - alat music tradisi.
2.      Diatonis.
Diatonic bersumber pada alat - alat music modern.
Namun demikian pada perjalanan waktu kedua jenis notasi music ini sering berdampingan untuk mengiringi tarian. Jadi setiap dalam music memiliki dua notasi tersebut. Iringan tari hampir di semua negara hanya menggunakan kedua notasi iringan tersebut, yang membedakan hanya alat yang digunakan.
Perbedaan penggunaan alat akan berdampak pada bunyi yang dihasilkan. Perbedaan bunyi ini berakibat pada respon gerak yang ditimbulkan.
1.      Respon Gerak yang Berlawanan dengan Iringan.
Yaitu respon gerak yang dilakukan dengan gerakan dinamis dan penuh kekuatan, sementara music yang digunakan mengalir dan lembut.
2.      Respon Gerak yang Sesuai dengan Iringan.
Yaitu gerak yang dilakukan mengikuti dinamika iringan tersebut. Jika iringan dilakukan dengan music mengalir, maka gerak yang dilakukan juga akan mengalir. Jika music yang digunakan menghentak gerak yang dilakukan juga akan dinamis dan penuh dengan energy.
Musik yang digunakan dalam tarian disebut iringan tari. Ada beberapa macam bentuk iringan yang digunakan untuk mengiringi tarian.
1.      Iringan Tari Internal.
Iringan tari yang terjadi karena gerakan – gerakan penari itu sendiri misalnya suara tepukan tangan ke tubuh, hentakan kaki ke lantai, serta bunyi – bunyi lain yang timbul disebabkan oleh pakaian atau perhiasan yang dikenakannya. Beberapa contoh iringan internal pada tari tradisional misalnya Tari Saman dengan tepukan tangan ke tubuh dengan selingan nyanyian, tari berlian dengan gemerincing gelang – gelang logam yang dikenakan penari, bunyi piring – piring dengan logam yang dikenakan pada tari lilin, serta pada tari Gending Sriwijaya yaitu jentikan – jentikan kuku logam yang dikenakan penari.
2.      Iringan Tari Eksternal.
Iringan tari yang dilakukan oleh orang lain, baik dengan kata – kata, nyanyian maupun dengan orkestrasi music yang lebih lengkap. Jadi iringan tari tidak lagi dilakukan oleh penari sendiri, akan tetapi dilakukan oleh orang lain atau lebih dikenal dengan pemusik. Pemusik bisa menggunakan macam – macam alat music orkestrasi atau gamelan yang lebih lengkap atau dengan kata – kata, nyanyian maupun vocal lainnya. Iringan tari Eksternal itu dapat dilakukan dari nyanyian, kata – kata, pantun, permainan alat – lat music sederhana sampai orkestrasi yang besar yaitu music simfoni, perangkat gamelan salendro maupun pelog, music tradisi talempong dan juga iringan – iringan suara atau music rekaman.
B.     Fungsi Musik Iringan.
Pengetahuan tentang iringan tari penting karena dapat membantu menentukan dan memilih atau membuat iringan sesuai dengan tema yang diinginkan. Iringan tari juga akan membantu dalam melakukan eksplorasi gerak. Iringan didalam tari merupakan satu kesatuan. Melalui iringan tari suasana dapat dibangun. Iringan tari juga memberi irama pada setiap gerak yang dilakukan. Pengetahuan tentang iringan tari semakin banyak akan semakin baik sehingga memiliki banyak pilihan.
Musik sebagai pencipta suasana. Musik dapat dipilih sesuai dengan suasana yang dibutuhkan oleh tari. Iringan tari sebagai penciptaan suasana dapat berlawanan dengan suasana tarinya. Didalam tari tradisi lebih banyak dipergunakan music pengiring yang memiliki sifat atau watak yang sama dengan sifat atau watak tarinya.


C.    Membuat Musik Iringan.
Di samping pertimbangan ritmis dan suasana rasa, iringan tari juga dipilih berdasarkan gaya dan bentuknya. Didalam tari – tarian tradisi di Indonesia, pelaksanaannya selalu diiringi oleh music – music daerah yang bersangkutan, yang memiliki bentuk dan gayanya yang khas, musiknya selalu tampak serasi dengan gaya dan bentuk tariannya.
Ketika mendengar gamelan Jawa, Sunda, bali serta music Melayu dari daerah Sumatera, akan terbayang gaya tarian masing – masing. Ada hubungan erat antara gerak tari dengan ekspresi tarinya. Pada tari dengan gaya gerak klasik, kerakyatan atau yang bersifat kedaerahan memiliki iringan music sendiri yang lebih sesuai.

Hubungan tarian dengan music pengiringnya dapat terjadi pada aspek bentuk, gaya, ritme, suasana atau gabungan dari aspek – aspek itu. Banyak cara yang dapat dipakai untuk mengiringi sebuah tarian. Semua cara yang dipakai, dasar pemilihannya harus dilandasi oleh pandangan penata iringan dan maksud penata tari, dengan demikian iringan dan tari selalu menyatu. Iringan tari dipilih untuk menunjang tarian yang diiringinya, baik secara ritmis maupun emosional. Dengan perkataan lain, sebuah iringan tari harus mampu menguatkan atau menegaskan makna tari yang diiringinya agar selalu selaras seirama serta serasi.

Pelajaran Seni Budaya tentang Wiraga,Wirama,Wirasa,dan Wirupa

Kali ini saya menuliskan rangkuman materi Seni Budaya Wiraga,Wirama,Wirasa,dan Wirupa.Semoga dapat bermanfaat bagi teman siswa-siswi sekolah.
Wiraga = -peragaan atau sikap dan gerak dari seluruh anggota tubuh.
-Penguasaan ketrampilan gerak dalam tari.
Wirama = -ketukan / irama dan dinamika perpindahan sikap gerak yang selaras dalam
tari.
-kemampuan membedakan frase-frase yang menjadi bagian pokok dalam musik.
Wirasa = -ekspresi raut muka /mimik yang menggambarkan karakter tarian.
-penghayatan gerak sesuai dengan tuntutan tarian.
Wirupa = penampilan penari dari ujung atas sampai ujung bawah (performers).
Semoga rangkuman materi ini dapat bermanfaat bagiteman siswa sekolah.

Sumber: 
http://www.erwinedwar.com/2018/09/iringan-tari-tradisional-materi-seni.html?m=1
http://bahanpelajaransekolah.blogspot.com/2011/03/pelajaran-seni-budaya-tentang.html?m=1




Materi kelas 9: Unsur Pendukung Tari Kreasi

 

Unsur Pendukung Tari Kreasi

A.    Unsur Pendukung Tari.
Tari sebagai bentuk seni merupakan salah satu sajian pertunjukan yang mengarah pada estetika manusia. Keindahan dalam tari hadir demi suatu kepuasan, kebahagiaan dan harapan batin manusia, baik sebagai pencipta, penari maupun penikmatnya. Kehadiran tari di depan penikmat / penonton bukan hanya menampilkan serangkaian gerak yang tertata baik, rapid an indah semata, melainkan juga perlu dilengkapi dengan berbagai unsur pendukung dalam penampilannya. Dengan demikian, tari akan mempunyai daya Tarik atau pesona bagi penonton yang menikmatinya.
Unsur – unsur pendukung dalam tari antara lain adalah iringan (music), tata busana (kostum), tata rias, tempat, tata lampu dan tata suara (sound).
1.      Iringan (Musik).
Music dan tari merupakan pasangan yang tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya. Keberadaan music didalam tari memiliki tiga aspek dasar yang kaitannya dengan tubuh dan kepribadian manusia, yaitu Melodi, Ritme dan Dramatik. Ketiga aspek tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :
a.      Melodi.
Sumber melodi dapat kita ketahui dari rangkaian nada – nada.
b.      Ritme.
Ritme adalah degupan dari music yang sering ditandai dengan aksen / tekanan yang diulang – ulang secara teratur.
c.       Dramatik.
Dramatic yaitu suara – suara yang dapat memberikan suasana tertentu. Salah satu contoh yaitu Tari Uncul yang diiringi music Sampyong. Music Sampyong tersebut berasal dari bamboo.
2.      Property Tari.
Property merupakan semua peralatan yang digunakan untuk pementasan tari. Property tari pada dasarnya dapat digunakan untuk memberikan keindahan bentuk pada pertunjukan tari agar garapan tari akan terlihat lebih sempurna.
Penggunaan property tari harus mempertimbangkan jenis, fungsi dan ketepatan dalam menggunakan property tari dengan baik dan benar. Hal ini dikarenakan dalam penggunaan property tari perlu penguasaan dan keterampilan dari seorang penari. Kualitas penguasaan dan keterampilan dari seorang penari atas property tari yang digunakan menjadi salah satu teknik tari yang dibutuhkan dalam format garapan tari yang berkualitas. Property tari banyak ragam, bentuk dan fungsinya.Property tari yang digunakan antara lain selendang, tongkat, keris, payung, piring, panah, pohon – pohonan, dsb.
3.      Tata Rias dan Busana Tari Kreasi.
Busana dan tata rias pada seni tari adalah sarana pembantu yang berperan mendukung pertunjukan tari. Sementara itu, aksesori adalah bagian dari busana. Busana dan tata rias sebagai sarana pembantu, artinya bahwa tanpa busana (termasuk aksesori) atau hanya dengan gerak saja, maka suatu pertunjukan tari telah terjadi.
Tata busana atau pakaian adalah segala sesuatu yang dikenakan atau melekat dengan seorang penari. Busana penari merupakan sarana pembantu yang berperan mendukung perwujudan tari. Busana tari dapat dikelompokkan kedalam lima (5) bagian, yaitu : 
a.       Pakaian dasar.
b.      Pakaian kaki atau sepatu.
c.       Pakaian tubuh
d.      Pakaian kepala
e.       Perlengkapan – perlengkapan.
Tata rias dan busana tari kreasi begitu terbuka terhadap perubahan. Hal tersebut berbeda dengan tata rias dan busana tari tradisi dengan desain yang baku. Penggunaan tata rias dan busana tari kreasi bebas sesuai dengan karakter atau keinginan koreografer (penyusun tari)

4.      Tempat Pentas.
Suatu seni pertunjukan selalu memerlukan tempat atau ruangan guna menyelenggarakan pertunjukan itu sendiri. Di Indonesia, kita dapat mengenal bentuk – bentuk tempat pertunjukan (pentas), seperti lapangan terbuka atau arena terbuka, di pendapa dan bentuk panggung Proscenium.
Pada tempat terbuka, kita dapat menyaksikan pertunjukan – pertunjukan tari yang diselenggarakan di halaman. Pertunjukan tari tradisional di lingkungan rakyat sering dipergelarkan di lapangan terbuka. Dalam kalangan bangsawan, pertunjukan kesenian sering diadakan di pendapa, yaitu suatu bangunan yang berbentuk joglo dan bertiang pokok empat, tanpa penutup pada sisi – sisinya. Sedangkan panggung proscenium, penonton hanya dapat melihat dari sisi depan saja.

5.      Tata Lampu dan Tata Suara.
Sarana dan prasarana yang ideal bagi sebuah pertunjukan tari adalah jika gedung pertunjukan telah dilengkapi dengan peralatan yang menunjang penyelenggaraan pertunjukan, khususnya tata lampu (Lighting) dan tata suara (Sound System). Tata lampu dan tata suara sebagai unsur pelengkap sajian tari yang berfungsi untuk kesuksesan pergelaran.
Sebuah penataan lampu dapat dikatakan berhasil jika dapat memberikan kontribusi terhadap objek – objek yang ada di dalam pentas, sehingga semua yang ada di pentas Nampak hidup dan mendukung sajian tari. Dalam penataan suara, dapat dikatakan berhasil jika dapat menjadi jembatan komunikasi antara pertunjukkan dengan penontonnya. Artinya, penonton bisa mendengar dengan baik dan jelas tanpa gangguan apapun sehingga terasa nyaman

Sumber: http://www.erwinedwar.com/2020/03/unsur-pendukung-tari-kreasi-materi-seni.html?m=1


Senin, 19 Oktober 2020

Materi kelas 8: Keunikan Gerak Tari Tradisional

 

Keunikan Gerak Tari Tradisional

A.    Keunikan Gerak Tari Tradisional.
Motif gerak merupakan salah satu keunikan pada tari. Motif gerak dapat dilihat pada gerak tangan, gerak kaki, gerak kepala atau gerak anggota tubuh lainnya.
1.      Pada keunikan gerak kaki seperti tari berasal dari Papua. kaki bergerak secara ritmis dan dinamis.
2.      Tari daerah Sulawesi Selatan seperti Pagelu memiliki ciri gerak dengan kaki yang tertahan pada lantai.
3.      Keunikan gerak pada mata dapat dijumpai pada Tari bali dengan gerakan bola mata ke kanan ke kiri secara cepat. Ekspresi tari terwakili pada gerakan mata ini.
4.      Keunikan motif gerak pada jari – jari tangan dapat dijumpai pada tari Gendhing Sriwijaya. Lentikan jari – jari tangan merupakan kekuatan tarian ini.
5.      Pada tari Minang juga dapat dijumpai pada gerakan tangan yang kuat, terkadang mengalun tetapi terkadang patah – patah. Motif gerak Minang banyak dipengaruhi oleh motif gerak pencak silat.
6.      Keunikan gerak pada tangan juga dapat ditemukan pada tari Jawa gaya Surakarta maupun Yogyakarta. Bentuk – bentuk jari tangan mencirikan karakter tari misalnya karakter gagah atau halus.
7.      Keunikan pada gerak jari tangan juga dijumpai pada tarian Dayak melalui bulu – bulu burung enggang yang diselipkan pada jari – jari tangan.

Keunikan gerak juga dapat dilihat dari ragam. Ragam gerak merupakan kumpulan dari beberapa motif. Pada ragam “ Meniti Batang” pada tari melayu misalnya, ada koordinasi antara motif gerak kaki, tangan dan juga badan.
Setiap tari tradisional memiliki keunikan ragam gerak yang menjadi ciri khas tarian. Melakukan ragam gerak tradisional haruslah sesuai dengan kaidah yang berlaku dan sesuai tarian berasal.
B.     Jenis Penyajian Tari Tradisi.
Pertunjukan tari tradisi secara penyajian dapat dibedakan menjadi :
1.      Tari Tunggal.
Tari tunggal adalah tarian yang memang dibawakan hanya oleh satu orang saja. Contoh tari tradisi tunggal misalnya tari Topeng Ronggeng dari Betawi.
2.      Tari Berpasangan.
Tari berpasangan adalah tarian yang dilakukan oleh dua orang, baik laki – laki dengan laki – laki, perempuan dengan perempuan atau laki – laki dengan perempuan. Prinsip pada tari berpasangan antara lain :
a.       Adanya gerakan saling mengisi.
b.      Adanya gerakan saling interaksi.
c.       Merupakan kesatuan utuh yang tidak dapat dipisahkan dalam penyajian.
Contoh Tari Tradisi berpasangan yang dilakukan antara dua orang seperti tari Payung dari Sumatra Barat yang diciptakan oleh Huriah Adam.
3.      Tari Berkelompok.
Tarian berkelompok adalah tarian yang dilakukan oleh laki – laki, perempuan atau campuran antara laki – laki dengan perempuan. Tarian berkelompok ini sering dijumpai pada panggung – panggung pertunjukan. Contoh tari berkelompok misalnya tari Cente Manis dari Betawi, Burung Enggang dari Kalimantan, Tifa dari Papau, Yosim Pancer dari Papau dan Tari Belibis dari Bali.
Drama tari merupakan bentuk penyajian tari yang memiliki desain dramatic. Ada dua Desain Dramatik, yaitu :  
1.      Kerucut Tunggal.
Desain Kerucut Tunggal artinya dalam satu pertunjukan tari hanya ada titik klimaks kemudian menurun.
2.      Kerucut Ganda.
Pada desain kerucut ganda pada pertunjukan terdapat beberapa klimaks sebelum akhirnya turun. Contoh paling terkenal adalah cerita Matah Ati yang bersumber pada gerak tari gaya Mangkunegaran. Drama tari ini merupakan bentuk tradisi yang bersumber pada tari tradisi Jawa Tengah
Pada peragaan dramatari selain menguasai secara aspek gerak juga aspek ekspresi. Untuk mendukung cerita harus mampu menerjemahkan naskah menjadi gerak tari. Kemampuan menyanyi juga diperlukan untuk tokoh – tokoh tertentu, karena dialog biasanya dilakukan dengan cara menyanyi.

Jika pementasan drama lebih menekankan pada spek dialog dan juga monolog maka pada dramatari aspek penting adalah bahasa gerak. Penari harus mampu menyampaikan makna melalui gerak tari dan ekspresi.
Tari bertema dapat dijumpai hampir di semua jenis penyajian tari, baik tari tunggal, tari berpasangan, tari berkelompok maupun tari bercerita. Tema pada tari erupakan ide yang kemudian diwujudkan dalam bentuk judul tari dan pada akhirnya diekpresikan melalui gerak.
Penyajian tari tradisi baik dalam bentuk tunggal, berpasangan, berkelompok maupun drama tari memerlukan unsur pendukung tari antara lain tata rias dan tata busana. Tata rias dan tata busana memiliki peran penting pada pementasan untuk mendukung karakter tari yang hendak disampaikan. Pada drama tari unsur pendukung tari dalam bentuk tata rias dan tata busana memiliki peran penting karena dapat menunjukkan tokoh dan karakter dapat divisualisasikan. Setiap tokoh memiliki keunikan dan kekhasan dari tata rias dan tata busananya. Tari – tarian di Indonesia memiliki kekayaan keunikan tata rias dan tata busana karena setiap daerah memiliki ciri masing – masing. Berdasarkan tata rias dan tata busana seseorang dapat menebak dari mana tarian itu berasal.
Setiap tari memiliki tata raias dan tata busana tersendiri. tata rias dan tata busana juga berkaitan dengan tema tari dan karakter tari yang dibawakan. tata rias dan tata busana untuk penari pria berbeda dengan penari wanita. perbedaan ini juga untuk semua nama tari.
Tata rias dan tata buasana tari tradisi biasanya masih tetap berpijak pada tata rias dan tata busana tradisional. hal ini untuk menunjukkan identitas pengembangan gerak yang dilakukan sesuai dengan daerahnya. Penonton melalui tata rias dan tata busana yang dikenakan akan mengetahui dari mana gerak tari tradisi itu dikembangkan.

Sumber: http://www.erwinedwar.com/2018/09/keunikan-gerak-tari-tradisional-materi.html?m=1

Kamis, 15 Oktober 2020

Materi Kelas 9: Tari Kreasi

Tari Kreasi


Seni tari dalam perkembangannya terus mengalami perubahan mengikuti perkembangan zaman dan terkait dengan perkembangan kehidupan masyarakat yang sangat signifikan, tidak terputus satu sama lain, saling berkesinambungan dan dinamis. Tari kreasi baru memiliki kebebasan dalam penciptaan. Beberapa koreografer yang memiliki inspirasi dari daerah – daerah lain, sehingga tarian tersebut sering disebut dengan tari kreasi baru. 
A.    Pengertian Tari Kreasi.
Pada awalnya, tari kreasi merupakan pengembangan dari tari rakyat dan tari klasik.tari kreasi baru muncul karena adanya panduan gerak dari berbagai daerah atau dengan masukna gerak tari dari Negara lain, dikembangkan dengan unsur tradisi yang ada dan iringan music yang bervariasi sehingga menjadikan tari di Indonesia semakin beragam. Tari kreasi mempunyai bentuk mengekspresikan artistic yang bersifat individual dan lebih menekankan pada ekspresi dan estetika dari pertunjukannya.
Pengertian tari kreasi adalah jenis tari yang koreografinya masih bertolak pada tari tradisional atau pengembangan dari pola – pola tari yang sudah ada. Terbentuknya tari kreasi karena dipengaruhi oleh gaya tari daerah lain atau Negara lain maupun hasil kreativitas penciptanya. Sebagai contoh, Tari gebyar Trompong, Tari Oleg Tambulilingan, Tari manuk rawa (Bali), tari karonsih (Jawa Tengah), Tari Kipas dan tari Mainang Pulo Kampu (Sumatra).  
B.     Jenis Tari Kreasi.
Tari Kreasi memiliki keragaman dan keunikan yang tentu berbeda dengan kawasan Asia. Perkembangan seni termasuk seni tari terjadi secara alami dan sesuai dengan tuntutan zaman. Oleh karena itu, muncul keragaman seni tari, baik di Nusantara maupun di luar Nusantara (Mancanegara). Jenis Tari Kreasi dapat digolongkan menjadi dua, yaitu :
1.      Tari kreasi berpolakan Tradisi.
Tari kreasi yang garapannya dilandasi oleh kaidah – kaidah tari tradisi, baik dalam koreografi, music / karawitan, tata busana dan rias, maupun tata teknik pentasnya, tanpa menghilangkan esensi tradisinya. Salah satu contoh tari kreasi baru, yaitu Tari Nandak Gojek dari Betawi, yang ditarikan oleh siswi SMK Negeri di Jakarta Jurusan Seni Tari. Tarian ini diciptakan pada tahun 2014 oleh siswi SMK dengan bimbingan guru kesenian dan tarian ini berangkat dari pengembangan gerak tari Topeng Betawi dengan iringan music gamelan topeng dan property tari, yaitu payung.   
2.      Tari kreasi baru tidak berpolakan tradisi (Non Tradisi).
     Tari kreasi yang garapannya melepaskan diri dari pola – pola tradisi, baik dalam hal koreografi, music, rias dan buasana maupun tata teknik pentasnya.  Salah satu tari kreasi baru non tradisi yaitu tari kontemporer.
C.    Keunikan Gerak Tari Kreasi.
Tari kreasi mengalami perkembangan dari pola – pola tarian nusantara yang telah ada. Susunan tari kreasi tidak terikat pada
pola gerak dan aturan yang berlaku. Koreografi dan teknik gerak tari kreasi dapat menyesuaikan pada keadaan yang saat ini sedang trend.
1.      Tari Gegot.
Tari gegot merupakan tari Betawi yang diciptakan oleh Entong Sukirman dan Kartini Kisam pada tahun 1976. Tari gegot merupakan tarian yang menggambarkan kehidupan para remaja putri Betawi yang sedang bersenda gurau dalam menjalankan masa remajanya, canda dan tawa mewarnai kehidupannya. Ide garapan tarian ini berangkat dari karakter topeng, panji dan jingga, dimana dua karakter tersebut mewakili kehidupan keseharian manusia. Dari dua karakter tersebut dapat disimpulkan menjadi bentuk tari pergaulan dan gerak canda yang dapat diartikan sebagai kebersamaan. Iringan Tari gegot adalah music Topeng Betawi, yaitu kendang, gong, kempul, kenong tiga, kenceng, kecrek serta rebab. Tari Gegeot adalah salah satu Tari sebagai pertunjukan (theatrical dance). Tari jenis ini adalah tari yang disusun sengaja untuk dipertontonkan. Oleh karena itu, dalam penyajiannya mengutamakan segi artistiknya, penggarapan koreografi yang baik, serta tema dan tujuan yang jelas.
2.      Tari Ronggeng Blantek.
Tari Ronggeng Blantek diciptakan pada tahun 1985 oleh Wiwiek Widyastuti. Tari Ronggeng Blantek merupakan tari kreasi baru yang diangkat dari teater Betawi, yaitu Topeng Blantek, dimana dalam memulai sebuah pertunjukkan topeng biasanya sebagai pembuka diawali dengan sebuah pertunjukkan tari yang disebut Ronggeng Blantek. Dalam perkembangannya, tarian ini menjadi tarian lepas dan banyak diminati oleh masyarakat sebagai tari bentuk dan pertunjukan pada acara dalam penyambutan tamu.
3.      Tari Loliyana.
Tari Loliyana adalah tari kreasi yang berasal dari Maluk. Pertunjukan tari Loliyana berdasarkan pada tradisi masyarakat Kepulauan Teon Nila Serua. Tari Loliyana berasal dari Upacara Panen Lola sehingga disebut tari Panen Lola. Tari Loliyana berasal dari kata Lola, yaitu pekerjaan mengumpulkan hasil laut. Proses panen lola diawali dengan pesta rakyat mengelilingi api unggun dari malam hingga subuh, dilanjutkan dengan syukuran dan doa kepada Yang Maha Kuasa demi keberhasilan panen yang akan dilaksanakan. 
4.      Tari Saman.
Tari Saman adalah sebuah tarian suku Gayo yang biasa ditampilkan untuk merayakan peristiwa – peristiwa penting dalam adatnya. Syair dalam tarian saman menggunakan bahasa Gayo. Selain itu, biasanya tarian ini juga ditampilkan untuk merayakan kelahiran Nabi Muhammad SAW.
Dalam beberapa literature menyebutkan tari Saman di Aceh didirikan dan dikembangkan oleh Syekh Saman, seorang ulama yang berasal dari Gayo Aceh Tenggara. Tari Saman ditetapkan UNESCO sebagai daftar representative budaya warisan manusia dalam siding ke 6 komite antar pemerintah untuk perlindungan warisan budaya Unesco di Bali, 24 November 2013.

Sumber: http://www.erwinedwar.com/2019/10/tari-kreasi-materi-pelajaran-seni.html?m=1

MATERI KELAS 7. PENGOLAHAN RUANG, WAKTU, DAN TENAGA SESUAI IRINGAN

 PENGOLAHAN RUANG, WAKTU, DAN TENAGA SESUAI IRINGAN Bentuk penyajian tari dapat berupa tari tunggal, tari berpasangan, dan tari berkelompok....