Kamis, 07 Januari 2021

Materi Kelas 9. Seni Grafis

 

Seni Grafis 


A.    Pengertian Seni Grafis.
Seni grafis termasuk karya seni rupa Dwimatra yang dibuat untuk mencurahkan ide / gagasan dan emosi seseorang dengan menggunakan teknik cetak, sehingga memungkinkan pelipat gandaan karyanya. Istilah seni grafis dikenal juga dengan seni mencetak. Grafis berasal dari bahasa Yunani, “Graphien”, yang berarti menulis atau menggambar. Istilah grafis dari Bahasa Inggris adalah graph atau graphic yang berarti dapat membuat tulisan, lukisan dengan cara ditoreh atau digores. Cetakan yang dimaksud disini adalah berupa Negatif Film yang bisa menciptakan bentuk, gaya, warna ataupun ragamnya yang sama.
Karya seni grafis umumnya dibuat di atas kertas. Pada teknik monotype, prosesnya mampu menciptakan salinan karya yang sama dalam jumlah banyak. Ini yang disebut dengan proses cetak. Seni grafis diciptakan di atas permukaan yang disebut dengan plat (medium cetak). Plat yang dijadikan sebagai media ini meliputi papan kayu, logam, lembaran kaca akrilik, lembaran linoleum atau batu litografi. Seni grafis lain yang disebut dengan cetak saring menggunakan lembaran kain berpori (sreen – printing) yang direntang pada sebuah kerangka.

Sehingga kegiatan mencetak merupakan suatu cara memperbanyak gambar dengan alat cetak / acuan / klise. Alat cetak (klise) tekniknya dengan menggores atau mencukil pada sekeping papan, logam atau bahan lainnya seperti plat logam (kuningan atau alumunium). Hasil cetakan menunjukkan kreatifitas maupun keterampilan penciptanya.
Hasil cukilan diolesi tinta dengan alat rol, kemudian dilekatkan pada selembar kertas dan ditekan / press. Tinta dari acuan melekat pada kertas inilah yang disebut dengan cetak grafis.
Dewasa ini, tidak semua kegiatan mencetak termasuk dalam kategori seni grafis. Sebab, pada zaman sekarang ini, kegiatan mencetak hanya memproduksi gambar / tulisan secara massal yang sering disebut Offset. Kegiatan Offse seperti ini menggunakan percetakan modern. Kegiatan mencetak dengan mesin ini mengacu pada seni pakai, maka berkembanglah sebuah seni mencetak yang mengacu pada seni pakai (Applied Art) yang sebelumnya seni murni (Pure Art).

Seni grafis di Indonesia awalnya merupakan media alternative bagi seniman yang telah mengerjakan bidang lainnya seperti melukis atau mematung. Secara kronologis, seni grafis muncul sekitar tahun 1950 –an, tokohnya adalah Mohtar Apin, Haryadi Suadi dari Bandung, Suromo dan Abdul Salam dari Yogyakarta. Membuat karya dengan teknik cukil kayu (woodcut) dan kebanyakan dari karyanya merupakan poster perjuangan.
B.     Jenis Karya Seni Grafis dan Teknik.
Pembagian jenis grafis dilakukan berdasarkan teknik pembuatannya. Bahan dan alat yang dipakai juga beragam sesuai teknik yang digunakan. Jenis – jenis seni grafis berdasarkan teknik pembuatannya dapat dibedakan sebagai berikut ;
1.      Cetak Tinggi (Teknik Cetak Relief / Teknik Cukil).
Cetak tinggi menggunakan klise / acuan / alat cetak yang akan menghasilkan gambar dari bagian yang menonjol. Apabila alat cetak dioles dengan tinta, bagian yang menonjol itu akan menerima tinta. Jika klise / alat cetak itu ditempelkan pada kertas kemudian diangkat, maka tampaklah gambar pada kertas.
Stempel merupakan salah satu alat untuk mencetak gambar atau tulisan dengan Teknik Cetak Tinggi. Cetak Tinggi disini dengan memanfaatkan bentuk / permukaan yang paling tinggi dapat kita lihat adanya gambar atau tulisan yang timbul yang nantinya akan menghasilkan suatu gambar atau tulisan pada benda yang diberi warna.
2.      Cetak Dalam (Intaglio Print).
Cetak Dalam adalah seni cetak yang menggunakan klise dalam, artinya bagian dalam menyerap tinta dan akan membekas pada kertas. Jenis – jenis Cetak Dalam antara lain : Etsa, Mezzo Tint, Drypoint, dll. Cetak Dalam dibuat dengan bahan cetakan dari aluminium atau kuningan yang permukaannya ditoreh hingga menghasilkan goresan yang dalam. Tinta lalu dituangkan, diratakan atau dirolkan pada bagian yang dalam tersebut. Kertas yang sudah dilembapkan dengan air, lalu diletakkan di atasnya. Tinta akan melekat pada kertas dan terbentuklah gambar atau tulisan sesuai yang diharapkan. Alat yang dipakai untuk menorah dapat berupa pahat grafis, paku, jarum, burin atau logam runcing.
3.      Cetak Datar (Planography Print).
Cetak Datar adalah teknik cetak yang menggunakan klise datar dengan prinsip saling menolak dan menerima antara tinta dan air. Cetak datar adalah memperbanyak hasil cetakan dengan media permukaan yang datar. Teknik ini ditemukan pada abad ke – 16 di Eropa. Klise cetak ini menggunakan batu cadas (Limestone), biasa di sebut dengan Lithography. Selain batu, sekarang dapat juga menggunakan lempengan logam (seng) untuk memperingan proses kerja. Planografi (Cetak Datar) dimana matrix permukaannya tetap, hanya mendapat perlakuan khusus pada bagian tertentu untuk menciptakan Image / Gambar. Teknik ini meliputi : Litigrafi, Monotype dan Teknik Digital, salah satunya Cetak Offset.
4.      Cetak Saring.
Cetak Saring adalah salah satu teknik proses cetak yang menggunakan layar (Screen) dengan kerapatan serat tertentu. Cetak Saring dikenal dengan sablon atau Senigrafi. Sablon tersebut banyak digunakan untuk mencetak tulisan maupun gambar pada permukaan datar atau rata, misalnya untuk mencetak tulisan atau gambar pada kertas, kaos, kain spanduk, undangan, plastic dan media lainnya. Kain screen ini direntangkan dengan kuat agar menghasilkan layar dan hasil cetakan yang datar.

Sumber: https://www.erwinedwar.com/2020/03/seni-grafis-materi-seni-budaya-kelas-ix.html?m=1

1 komentar:

  1. 2 contoh hasil cetak tinggi adalah stempel dan batik cap

    2 contoh intaglio print etsa dan drypoint

    Cetak datar adalah teknik mencetak menggunakan media data dan contohnya foto

    Cetak saring adalah teknik cetak yang menggunakan kasa teknik cetak yang juga dikenal dengan sablon contohnya sablon baju

    BalasHapus

MATERI KELAS 7. PENGOLAHAN RUANG, WAKTU, DAN TENAGA SESUAI IRINGAN

 PENGOLAHAN RUANG, WAKTU, DAN TENAGA SESUAI IRINGAN Bentuk penyajian tari dapat berupa tari tunggal, tari berpasangan, dan tari berkelompok....